Trem merupakan kendaraan yang paling banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat. Alat transportasi bernama trem mulai diperkenalkan di Batavia pada
1869. Trem pada masa itu ditarik oleh kuda. Meski "mesin
penggeraknya" kuda, tapi jarak tempuhnya lumayan panjang, dari Kwitang ke
Pasar Ikan. Lambat laun posisi trem kuda digantikan dengan trem bermesin uap
pada 1881. Ketel uap yang ditempatkan dalam kaleng besar menjalankan lokomotif
trem. Hingga tanggal 10 April 1899 trem listrik mulai beroperasi di Jakarta.
Karena menggunakan uap maka jarak tempuh trem ini lebih jauh, dari Pasar Ikan
ke Gajah Mada hingga Harmoni, berlanjut ke Kramat melalui Pasar Baru dan
lapangan Banteng, kemudian ke Meester Cornelis (Jatinegara) melewati Salemba
dan Matraman. Sekitar 20 tahun kemudian atau tahun 1901 trem listrik mulai
diperkenalkan. Meski demikian, trem upa tetap beroperasi. Trem uap akhirnya
berhenti beroperasi pada 1933 karena semua trem sudah menggunakan listrik.
Foto tahun 1957 adalah
stasiun Beos (Jakarta Kota) sementara trem listrik melintas di depan taman,
yang kini sudah menjadi terminal busway (TransJakarta).Kata Beos merupakan
ucapan lidah Betawi untuk kata perusahaan kereta api kala itu BOS.
Singkatan dari kepanjangan Bataviasche Oossterpoorweg Maatchappij yang
membuka jalur kereta api sejak 1887 ke Bekasi sepanjang sisi timur melalui
Kemayoran, Pasar Senen, dan Medester Cornelis (Jatinegara). Liat Dah sepi
bener siktar Glodok pada tahun 1950-an. Meskipun perusahaan KA Beos sudah
berdiri sejak 1887, tapi stasiunnya yang kini juga dikenal dengan stasiun
Jakarta Kota telah dibangun sejak tahun 1920-an dan hingga
kini masih berdiri dengan megah. Stasiun Beos sebelumnya berada di depan Balai
Kota (stadhuis ) yang kini menjadi Museum Sejarah DKI Jakarta. Sampai
tahun 1960 sebelum dibongkar, trem listrik yang dimulai di Batavia sejak 1899,
merupakan kendaraan yang paling banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat. Sebelum trem listrik di Batavia, muncul trem kuda (1869)
disusul dengan trem uap (1881). Trem menelusuri sepanjang kotapraja Jakarta.
Dari mulai Jatinegara sampai Pasar Ikan yang ketika itu merupakan salah satu
pusat perdagangan dan perkantoran (Jl Kalibesar). Trem listrik mengoperasikan
lima jalur, seperti Menteng - Kramat - Jakarta Kota. Senen - Gunung Sahari.
Menteng - Merdeka Timur - Harmoni. Menteng - Tanah Abang - Harmoni.Beberapa
orang tua menyatakan bahwa keunikan Jakarta di masa itu yang kini telah hilang
adalah trem kota. Naik
trem selain harganya murah sekitar sepicis atau sepuluh sen, juga praktis. Karena, hampir seluruh Kota Jakarta ketika itu dapat dilalui. Rakyat dengan mudah dapat menunggu trem yang berseliweran hanya tiap beberapa menit. Trem digusur pada 1960-an. Menurut Bung Karno, kendaraan yang ditiru dari Eropa ini tidak cocok untuk Jakarta. Lebih cocok kalau dibangun metro atau kereta api bawah tanah. Ketika trem dihapus, karena membongkarnya lebih mahal, terpaksa diaspal. Pada tahun 2005 pernah ada rencana untuk mengoperasikan lagi trem di Jakarta, lokasinya hanya terbatas di kota tua dengan tujuan untuk menghadirkan kembali wajah Jakarta tempo dulu. Namun demikian hingga kini masih belum terealisasi.
Sumber: footprints-witness.blogspot.com - Sejarah Trem di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar